Indonesia merupakan
daerah pertemuan 3 lempeng tektonik besar, yaitu lempeng Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng Pasific. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan
lempeng Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara,
sedangkan dengan Pasific di utara Irian dan Maluku utara. Di sekitar
lokasi pertemuan lempeng ini akumulasi energi tabrakan terkumpul sampai
suatu titik dimana lapisan bumi tidak lagi sanggup menahan tumpukan
energi sehingga lepas berupa gempa bumi. Pelepasan energi sesaat ini
menimbulkan berbagai dampak terhadap bangunan karena percepatan
gelombang seismik, tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya dampak
gempa bumi terhadap bangunan bergantung pada beberapa hal; diantaranya
adalah skala gempa, jarak epicenter, mekanisme sumber, jenis lapisan
tanah di lokasi bangunan dan kualitas bangunan.
Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan tsunami, juga membawa berkah dengan terbentuknya banyak cekungan sedimen (sedimentary basin). Cekungan ini mengakomodasikan sedimen yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun batuan reservoir hydrocarbon. Kadungan minyak dan gas alam inilah yang kini banyak kita tambang dan menjadi tulang punggung perekonomian kita sehingga tahun 1990-an.
Peristiwa tektonik yang cukup aktif, selain menimbulkan gempa dan tsunami, juga membawa berkah dengan terbentuknya banyak cekungan sedimen (sedimentary basin). Cekungan ini mengakomodasikan sedimen yang selanjutnya menjadi batuan induk maupun batuan reservoir hydrocarbon. Kadungan minyak dan gas alam inilah yang kini banyak kita tambang dan menjadi tulang punggung perekonomian kita sehingga tahun 1990-an.
Peta
Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas
antar lempeng tektonik, dan segitiga merah melambangkan kumpulan gunung
berapi. Sumber: MSN Encarta Encyclopedia
Indonesia, juga merupakan negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan, Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur laut. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc, Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik serta mengandung potensi sumberdaya alam dari bahan tambang yang cukup besar. Volcanic arc merupakan jalur pegunungan aktif di Indonesia yang memiliki topografi khas dengan sumberdaya alam yang khas juga. Back arc merupakan bagian paling belakang dari rangkaian busur tektonik yang relatif paling stabil dengan topografi yang hampir seragam berfungsi sebagai tempat sedimentasi. Semua daerah tersebut memiliki kekhasan dan keunikan yang jarang ditemui di daerah lain, baik keanegaragaman hayatinya maupun keanekaragaman geologinya.
Indonesia merupakan
negara yang secara geologis memiliki posisi yang unik karena berada pada
pusat tumbukan Lempeng Tektonik Hindia Australia di bagian selatan,
Lempeng Eurasia di bagian Utara dan Lempeng Pasifik di bagian Timur
laut. Lempeng Indo-Australia bertabrakan dengan lempeng Eurasia di lepas
pantai Sumatra, Jawa dan Nusatenggara, sedangkan dengan Pasific di
utara Irian dan Maluku utara. Hal ini mengakibatkan Indonesia mempunyai
tatanan tektonik yang komplek dari arah zona tumbukan yaitu Fore arc,
Volcanic arc dan Back arc. Fore arc merupakan daerah yang berbatasan
langsung dengan zona tumbukan atau sering di sebut sebagai zona aktif
akibat patahan yang biasa terdapat di darat maupun di laut. Pada daerah
ini material batuan penyusun utama lingkungan ini juga sangat spesifik
serta mengandung potensi sumber daya alam dari bahan tambang yang cukup
besar.
Perkataan bumi yang padat dan tenang
sebenarnya salah, didalam bumi ada beberapa lempengan dunia yang terus
bergerak saling menyeimbangkan satu sama lain. Dalam proses
penyeimbangan ini menyebabkan terjadinya pergesekan yang mengakibatkan
gempa TEKTONIK. Sedangkah akibat adanya aktifitas
tektonik ini akan dapat memicu gunung api aktif bereaksi untuk
menyeimbangkan juga yang nantinya akan menyebabkan gempa VULKANIK.
Bisa kalian lihat sendiri garis yang
berwarna kuning di atas adalah lempengan dunia yang terus bergerak dan
bergesekan untuk mencari keseimbangan dan tanpa disengaja lempengan ini
tepat berada di wilayah Indonesia dan sebagian Jepang. Maka dari itu
yang sering mengalami gempa dan tsunami sebenarnya adalah Indonesia dan
Jepang inilah awal mula teorinya mengapa sering terjadi gempa di
Indonesia.
Disini lebih jelas lagi dimana kalian
bisa melihat dengan jelas letak lempengan dan gunung api aktif yang
berada diwilayah sekitar lempengan, memang harus diakui bahwa Indonesia
adalah daerah rawan gempa tektonik dan vulkanik, sayangnya tidak ada
alat prediksi yang sangat akurat kapan dan dimana gempa akan terjadi,
tentunya di sepanjang lempengan itu adalah daerah yang rawan gempa.
Lalu mengapa terjadi tsunami dan kadang tidak terjadi tsunami? tsunami yang kita kenal dengan sebutan lain “pembunuh yang sangat diam / Silent killer”
karena memang gejala awalnya sangat kecil. Tsunami terjadi apabila
terjadi pergesekan lempengan didasar laut yang dapat memicunya.
Misalnya: Terjadi patahan akibat penyeimbangan lempeng maka gejala awal
yang terjadi adalah gempa tektonik, terkadang akibat penyeimbangan ini
salah satu lempeng akan masuk dan salah satu lempeng akan keluar ke
permukaan sehingga menyebabkan air akan mencari keseimbangan juga, perlu
di ketahui zat cair seperti air akan selalu mencari tempat terendah dan
menyesuaikan dataran permukaannya karena di pengaruhi oleh medan
grafitasi bumi. Contoh mudahnya masukkan tangan kalian ke dalam bak
mandi lalu hentakkan tangan kalian ke atas maka air akan beriak bergerak
mencari keseimbangan, dalam hal ini gelombang dalam skala besar ini
yang disebut sebagai tsunami.
Bagaimana mengidentifikasi akan terjadi tsunami? ada beberapa cara yaitu:
- Lihat posisi gempa, jika terjadi dipermukaan laut maka akan lebih berisiko terjadi tsunami.
- Lihat kekuatan gempa semakin besar maka kemungkinan terjadi tsunami pun akan semakin besar, Namun ini tidak mutlak.
- Terjadinya surut air laut yang mendadak setelah gempa.
- Hewan bertingkah aneh, sebenarnya ini belum terbukti namun banyak yang mengemukakan perihal teori ini.
Bagaimana menyelamatkan diri waktu
terjadi tsunami? ada baiknya setelah gempa terjadi segeralah menuju ke
daerah yang lebih tinggi misalnya perbukitan atau gunung terdekat ini
untuk mewaspadai terjadinya tsunami, apabila dalam 1-6 jam tidak terjadi
tsunami maka boleh kembali ke tempat masing-masing.
Bagaimana mengatasi kerugian material
akibat gempa ini? Seperti kita ketahui gempa selalu (walaupun tidak
mutlak) memakan korban jiwa dan material. Untuk mengatasi kerugian
material sebenarnya kita bisa membangun rumah anti gempa, Mahal? tentu
saja harganya beda dari rumah biasa. Rumah kayu adalah salah satu
bangunan yang terbukti paling kuat dan tahan terhadap gempa. Alasannya
karena rumah kamu memiliki fondasi yang bisa mengikuti pergerakan tanah.
Sebenarnya rumah tembok pun bisa, di Jepang sendiri struktur rumah dan
bangunan mereka dibuat agar tahan gempa karena mereka sadar daerah
Jepang rawan gempa. Tentunya Indonesia perlu belajar ke Jepang jika
ingin mengurangi kerugian material akibat gempa.
Semoga artikel ini berguna untuk dipahami dan memberikan penjelasan ilmiah mengapa terjadi gempa dan tsunami di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar